CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 17 April 2012

Artikel

PSIKOLOGI
            Begitu banyak cabang ilmu di dunia ini. Ada ilmu mengenai alam, eksak, sosial, dan lain-lain. Beberapa abad ke belakang, tepatnya abad ke-20 berkembanglah sebuah ilmu dengan kemajuan yang sangat cepat. Pada awalnya ilmu ini merupakan bagian dari ilmu filsafat, sebagaimana ilmu-ilmu yang telah disebutkan. Namun, ilmu ini memisahkan diri dan berdiri sebagai ilmu tersendiri. Ilmu ini adalah Psikologi. Apa psikologi itu ? Berikut penjelasannya. “Psikologi umum atau menurut istilah Linschoten disebut ajaran Fungsi Umum adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia normal dan beradab pada umumnya”.1
            Psikologi mempunyai cabang-cabang yang menyelidiki pengkhususan daripada kejiwaan manusia. Pada cabang-cabang ilmu jiwa antara lain dapat ditemukan pendapat tokoh-tokoh dalam psikologi seperti Socrates, Plato, Aristoteles, dan lain-lain. Dalam teori pembagian periode-periode pertumbuhan manusia, psikologi perkembangan tentang daya jiwa sentripetal dan sentrifugal.


1 Prof. F. Patty MA. et. al., Pengantar Psikologi Umum (Surabaya: Usaha Nasional), hlm. 30.
 
Ada pula psikologi yang mempelajari jiwa anak-anak atau orang tua. Psikologi abnormal atau psikotapatologi tentang sebab-sebab atau dinamika sakit jiwa, psikologi yang mempelajari orang jahat.
                “Di samping itu masih ada cabang-cabang psikologi lain yang dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1.     Psikologi umum.
2.     Psikologi khusus, meliputi antara lain : psikologi anak, psikologi orang tua (senial), psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi anak luar biasa”.2

Mempelajari psikologi tak semudah membalikkan telapak tangan. Mengapa? Karena ilmu psikologi itu mempelajari tentang jiwa yang objek penelitiannya abstrak, tidak dapat diselidiki keaktifan-keaktifannya yang terlihat melalui manifestasi tingkah laku dan perbuatan. Berbeda dengan mempelajari ilmu hayat yang dapat dilihat bentuk objeknya, dapat diperiksa di laboraturium dengan preparat-preparatnya di bawah mikroskop.

           





2 Prof. F. Patty MA. et. al., Pengantar Psikologi Umum (Surabaya: Usaha Nasional), hlm. 31.

Psikologi juga ditafsirkan sebagai pengetahuan tentang tingkah laku manusia, terutama juga berhubungan dengan pola-pola perkembangan manusia, mulai konsepsi (conception) hingga kematangannya, bahkan sampai meninggal dunia. Penyeldikan-penyelidikan membuktikan bahwa potensi-potensi bawaan (heredity) dan pengaruh-pengaruh lingkungan (environment) menentukan bagaimana perkembangan. Dengan demikian psikologi berusaha menerangkan aspek-aspek perkembangan pribadi dan ini berarti suatu penyelidikan tentang kepribadian3.
Fungsi psikologi bagi dunia pendidikan dan pengajaran.                              
“Dari psikologi, pendidik dapat mengetahui betapa butuhnya anak diberikan pendidikan kehendak (motivenculture) agar anak berbuat menurut norma-norma yang ada, bahwa dalam pelaksanaan tersebut pendidikan dapat mempergunakan alat-alat kebiasaan dan siasat, hukuman dan ganjaran dalam batas-batas tertentu”.4







3 Kepribadian : sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh seseorang (Prof. F. Patty MA. et. al., Pengantar Psikologi Umum (Surabaya: Usaha Nasional,1982), hlm. 144).
4 Ibid., hlm. 32 et seq.

Seorang siswa ketika didapati dirinya bersalah, maka wajar ketika seorang guru memberikan nasehat padanya, itupun dengan sewajarnya. Hal yang seringkali seorang siswa lontarkan adalah bahwasanya ia lupa akan sesuatu yang telah disampaikan. “Lupa adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut kembali atau memproduksi kembali apa yang telah di pelajari.”5
Apakah sebenarnya yang menyebabkan siswa lupa akan akan sebagian materi yang telah diajarkan?
“Berikut faktor-faktor penyebabnya:
1.   Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali.
 2. Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa tehadap proses dan situasi belajar tertentu. Jadi, meskipun seorang siswa telah mengikuti proses belajar mengajar dengan tekun dan serius, tapi karena sesuatu hal seperti ketidaksenangan kepada guru, maka materi pembelajaran itu akan mudah terlupakan.
3.     Menurut Law Of Disuse, lupa dapat terjadi karena materi pembelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihapalkan siswa.” 6 








5Drs. Muhibbin Syah, M.Ed. et. al., Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya), hlm. 158.
6ibid., hlm. 158 et seq.

DAFTAR PUSTAKA
Woeryo, Kasmiran dkk. 1982. Pengantar Psikologi Umum. Surabaya: Usaha  Nasional.
Syah, Muhibbin. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.











0 komentar:

Posting Komentar